Encek Becak


Ho Chi Minh City alias Saigon, 28 September 2009

Pagi itu diawali lagi-lagi dengan sebuah tragedi bahasa. Begitu gue keluar pintu hotel, gue dengar di belakang: "Good morning!"

Gue tengok, ternyata abang becak. Mukanya persis banget encek-encek Pasar Pagi.

Encek Becak      : Saigon River! Take photo, take photo!


Gue                   : No. I just want to take a walk. Saigon River is just close over there. (Tangan gue menunjuk ke arah kanan.)


Encek Becak      : No, no! Saigon River! (Tangannya menunjuk ke sebelah kiri.) Take photo, take photo!

Dasar Shuni. Kalau dengar "food" takkan tergoda, tapi kalau dengar "photo"... she'll do everything it takes. Pikir-pikir, siapa tahu Si Encek Becak ini tahu tempat yang view-nya benar-benar keren buat difoto.

Gue                  : How much?


Encek Becak      : Hundred!


Gue                   : (Bingung.)

Lha, pecahan di Vietnam itu gede-gede. Argo taxi misalnya, dimulai dari 10.000. Sekarang Si Encek bilang 100.

Gue (dalam hati)  : Emang elo pade punya gitu pecahan cepe??

Gue                   : Hundred dongs or hundred dollars?

Encek Becak
      : Hundred dongs.

Gue
                  : (Keluarin kertas dan pen. Tulis angka “100”) You mean this or this? (Tulis angka “10.000”.)

Encek Becak      : Hehehe, thirty thousand.

Gue                   : What?! Thirty thousand??!! (Ngeloyor pergi.)

Encek Becak      : Hey! Take photo, take photo! Beautiful! How much do you want?

Gue
                   : (Keluarin kertas dan pen tadi. Tulis angka “10.000”.) Ten thousand.

Encek Becak
      : Twenty thousand.

Gue                   : No! Ten thousand! (Kaki sudah siap beranjak.)


Kata nyokap, kalau nawar itu kudu pura-pura nggak butuh.

Encek Becak
      : Okay, okay.

Gue                   : (Cek duit di dompet.)


Gue (dalam hati) : Wah, nggak ada uang kecil nih. Jangan-jangan ntar kayak di Indo. Alasan aja nggak ada kembalian.

Gue
                   : I only have this. (Keluarin selembar 50.000 VND) Do you have the change?

Encek Becak
       : No, but change over there can.

Gue (dalam hati): Jangan-jangan ntar gue udah naik, tahu-tahu sampai sana dia bilang, nggak ada orang nih. Melayang deh 50.000 cuma buat naik becak. Lha, masih pagi begini mau nukerin duit sama sapa coba? (Kaki siap-siap beranjak pergi lagi.)

Encek Becak
       : Okay, okay, I have. (Keluarin dompet.) Here. (Nyodorin selembar 20.000, lalu selembar 10.000.)

Astaga! Itu di dompet banyak duit kecilnya!!

Encek Becak        : (Memasukkan dompet kembali ke sakunya.)

Gue                     : No! Another ten thousand!

Encek Becak
         : (Merengut. Keluarin dompet lagi. Selembar 10.000 lagi disodorkan ke gue.)

Canggih dah ajaran nyokap!

Si Encek Becak belok ke kiri, belok ke kanan, menyeberang jalan raya, dan berhenti.

Gue                      : Is it here? Finish??

Encek Becak
          : Yes.

Gue                      : I know this place. I've been here already! This is very close. Just now if I went right, it would end here too. Ten thousand only for this far??

Encek Becak
          : You have husband?
My son, my son!

Gue                       : (Kaburrrr!)


Ini beneran. Beneran nggak butuh.

No comments:

Post a Comment